Senin, 03 Juni 2013

“Berhenti untuk Mati atau Menahan Lelah dan Terus Melangkah”






 Setiap pendakian, selalu ada hal yang spesial. Seperti pendakianku di Lawu bersama teman-teman pecinta alam, hujan es saat di puncak Hargo Dumilah, Pendakian lain, badai di pos sebelum pasar bubrah (lupa deh pos berapa), dan kawah Lawu yang digenangi air, Eidelweis warna ungu. Apa yang spesial dari Merbabu kali ini?


Berangkat jadi Leader, pulang jadi sweeper. Yes…pendakian menuju puncak kali ini, aku jadi leader, tapi saat pulang, semua sudah turun, sedang aku jadi sweeper. haha… *intermezzo* Aku membayangkan pendakian Merbabu adalah pendakian yang sulit, grade 3, track memiliki kemiringan hingga 90 derajad. Yang membuat tanganmu memanjat bebatuan dan jalan yang licin.  Dan ternyata benar, meskipun ekspektasiku terlalu berlebihan. :P Tapi luar biasa, meskipun kemarin tidak hujan, jadi pemandangan tertutup kabut dan tidak cerah.

My best friend - Rani
Yang aku dapatkan dari sebuah pendakian adalah bagaimana kita memotivasi diri kita agar tidak mudah putus asa, bersyukur, menegement waktu, tenaga, makanan, kebersamaan, dan tentu saja, mencari tahu bagaimana sesungguhnya diri kita. Apa yang dikatakan orang mengenai : “Kamu ingin tahu siapa kamu sebenarnya, bagaimana temanmu sebenarnya? Gunung adalah jawabannya.”  Yups…ITU BENAR!! Misi yang lain adalah, mengenal lebih dekat : Anita dan Rani. Hahaha… Pendakianku ditemani oleh Rani, sahabat tercinta. Dengan segala kekonyolan kami berdua. Sepertinya setelah pendakian ini hubungan kami makin erat saja (Ups…kami hanya bersahabat) dan tentunya ada teman-teman baru. Teman-teman setenda. (Sumpah, nggak bisa ngebayangin kalau malam-malamku tanpa kalian, malamku di Berbabu pasti jadi kelabu, thanks guys!)

Kali ini, ada hal yang spesial. Em…menurutku! Janjiku pada Merbabu :  “Merbabu, kuinjak puncakmu, ku jaga lestarimu, kuselesaikan tugasku. Kita berteman!” Ada sebuah komitmen unik dalam hati. Menyelesaikan tugas Marketing Plan tentang Adventure yang sebenarnya menarik, tetapi aku tidak punya motivasi untuk mnyeselaikannya. Sepulang dari Merbabu, aku selesaikan tugasku, seperti janjiku pada Merbabu.

Merbabu membuatku melangkah lebih berat dan cepat dari biasanya. Merbabu membuatku lebih tangguh dan kuat dari biasanya. Merbabu membuatku jatuh cinta pada alam dan dingin, rumput yang menghijau. Merbabu membuatku berdiri diatas awan. Dan, Merbabu kali ini adalah sebuah sebuah tebusan dari kesalahan. Merbabu memberiku sebuah prinsip : “Berhenti untuk Mati atau Menahan Lelah dan Terus Melangkah” Sedikit egois pendakianku kali ini. Tapi, sudah menjadi kebiasaan saat mendaki, aku memang harus cepat dan tidak berlama-lama untuk beristirahat di jalan. Ini yang harus dihindari : Jangan sering berhenti, sekalipun berhenti jangan duduk saat break. Semakin lama berhenti, semakin terasa capek, semakin malas, semakin dingin. Atur nafas dan lanjutkan perjalanan sampai ke tujuan.

Beberapa tips unik untuk sebuah pendakian (pemula) :
  • Adaptasi alam : Gunakan pakaian yang minim, maksudnya jangan gunakan jaket saat pemberangkatan. Nikmati udara disekeliling, agar suhu tubuh dapat beradaptasi.
  • Jangan terburu-buru menggunakan pakaian terhangat sebelum sampai ke pos atau area camping  : Hal ini untuk mengantisipasi jika masih ada suhu yang lebih dingin lagi, jadi siapkan solusi untuk menghangatkan diri jika nanti masih ada suhu yang lebih dingin lagi. Siapa tahu, di gunung kan suhunya tidak bisa ditebak. Kalau sudah pakai jaket, kaus tangan, komplit dengan sepatu dan pakaian hanyat lainnya, bagaima jika nanti masih ada badai atau hujan
  • Jangan sering break dan jangan terlalu lama saat break
  • Makan nasi sebelum mendaki (ini sih aku banget)
  • Tips kesehatan : Kalau takut nggak kuat, minum fatigon spirit dan banyak minum air. Pasang potongan salonpas di hidung saat mulai meler. Takut masuk angin? Tempelkan satu koyo salonpas di pusar anda. Jangan gunakan balsam, karena saat terkena udara, akan terasa dingin. :D
  • Terus motivasi diri dan berdoa
  • Jadilah pecinta alam..:)

TRESNANING ALAM, TRESNANING JIWO

RUSAKIN ALAM, RUSAKIN RAGA

PS   : Thanks untuk mbah Gati, karna lagu ini jadi soundtrack-ku selama pedakian dan memberiku semangat di setiap langkahku...
Dalan banyu sendang
Kali jenenge
Kinari sing lakon
Ing kersane



ini teman satu kelompokku yang gokiiilll abis....

Aahahyayaya....Anita Riadcliffe

Pos 2 - Wekas

Malam 2 Juni... Indah banget langitnya...

Puncak Syifa 05.00
Dancing on Top

Ini dia teman ngeleader-ku...thanks for your effort and your great photos..:D






Tidak ada komentar:

Posting Komentar