Selasa, 13 Maret 2012

Pantang Mundur, Enggan Berdiam Diri, Takut Melangkah Maju

Untuk menjadi seorang social entrepreneur sangat membutuhkan keikhlasan berbagi, pengorbanan untuk sesama, dan ketulusan menolong, dan memiliki rasa senasib sepenanggungan untuk berjuang maju. Dan semua itu tidak muncul secara tiba-tiba. Saya tidak mungkin  bisa memiliki semua itu hanya dengan kemauan dan niat. Namun juga harus dilatih. How about now?

Pemuda Daerah, Ujung Tombak Kemajuan Negara

Mengenai bisnis, saya memiliki bayangan bahwa langkah saya kedepan adalah menadi  women social preneur. Apa itu? Yaa...semacam entrepreneur wanita yang bergerak dibidang sosial. Misalnya menangani  atau membantu mengurangi kemiskinan, pengangguran, memberikan bantuan bagi orang yang tidak mampu  dengan bisnis yang saya jalankan. Nah, seperti itu gambarannya.

Suatu ketika saya pernah mengikuti suatu seminar, disana pembicaranya adalah Bapak Dompet Duafa Foundation, kang Goris Mustakhim, dan om Sanadiaga Uno. Namun sayangnya om Sandiuno  tidak bisa hadir waktu itu. Dalam seminar tersebut saya menangkap sebuah kesimpulan bahwa :

Transformer

Lama banget ya saya tidak berbagi cerita mengenai Harry Potter atau yang lainnya.
Ceritanya  penulis baru menjalani  kuliah di semester 2, dan itu butuh penyesuaian diri yang menguras waktu.
Jadinya penulis sedikit melupakan blog ini...hehe…

Oke...pertamanya saya ingin menyatakan bahwa kemungkinan besar penulis tidak lagi membahas mengenai Harry Potter maupun hal-hal yang mengenai Harry Potter.