Rabu, 10 Juli 2013

There is No Problem with Differentiation


My first fasting day was without sahur, pemirsa!!! Ini karena insomnia yang nempeeel terus dan nggak mau pergi. Then jam 2.30 aku merebahkan badan karena capek duduk di depan laptop seharian. Saking PW-nya aku ketiduran sampai jam 10 pagi!!! Fixed :  aku nggak sahur dan subuh. Arghhh… bangun bangun emosi deh gue…

Tapi, hari kedua lancar jaya. Nggak boleh dong kesalahan kemarin terulang kembali. Ini juga karena ada yang ngingetin untuk tidur cepat dan bangun pagi untuk sahur.

Untuk teman-teman yang berbeda agama, tetep semangat ya, puasanya. Siapa disini yang berbeda agama dengan pacar atau gebetannya? Hehe…


Aku juga pernah ngalami yang berbeda agama seperti ini. Aku tahu yang berbeda ini harus lebih sedikit bersabar karena nggak bisa sahur bareng. Sedangkan yang seagama kan bisa bareng-bareng bangun pagi dan makan sahur bareng. Tapi bersyukur ya yang (minimal) dibangunkan untuk sahurnya.  Meskipun nggak bisa ditemenin sahur sama si Do'i...

Menurutku pacaran berbeda agama itu nggak papa ya. Asal nggak pakai berantem karena berbeda agama. Nggak pantes banget ya aku yang pernah gagal pacaran dengan beda agama sampai berantem-berantem gara-gara kealiman satu sama lain dan sekarang ngomong kayak begini. Tapi justru karena aku pernah ngalami hal seperti itu, jangan sampai kamu-kamu juga melakukan kesalahan yang sama.

Harus banget nih aku cerita soal cerita masa laluku dengan cowok non-muslim? OKAAYYY...tapi ada yang aku sensor ya, demi reputasi bersama. Begini ceritanya, sebenarnya dia itu baik banget, menghargai perbedaan agama diantara kami. Toleransi ngasih waktu untuk ibadah satu sama lain juga. Kalau aku sholat dia nungguin, dan pernah juga aku nemenin dia ke gereja untuk ibadah. 
Bukan berarti aku mengikuti ajaran agama dia, tapi sekedar hadir disana untuk dia. Pokoknya lepas sebagai seorang kekasih, dia pengertian banget soal agama.  Then, saking sayangnya dia ama aku kali yee, dia akhirnya memutuskan untuk berteman saja, alasannya simple : jaga hati gue biar nggak sampai jauh ama Tuhan gue dan jangan sampai ngrusak 'kealiman' gue, dan dia ngrasa nggak pantas buat gue. Tahu apa dia soal kealiman gue? Tau apa dia soal komitmen gue ma Tuhan gue? Bukan hak dia ngurusin huubungan vertikal gue ama Tuhan! Tapi dia wajib ngertiin gue kalo gue RELA PUNYA HUBUNGAN BEDA AGAMA DAN GUE TERIMA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN DIA APA ADANYA! MESKIPUN lo tahu, kalo pas makan bareng, mau makan aja beda cara berdoa itu nyesek juga di hati. :(

Gue tahu, dan dia juga tahu gue masih sayang sama dia dan dia sayang sama gue, tapi kami sadar tidak ada jalan yang menyatukan kami. Gue tahu keluarganya seperti apa, dan bagaimana keluargaku menyikapi perbedaan agama ini. Tapi please, kenapa nggak dia nikmati saja dan cari tahu sampai kapan kita bisa mempertahankan hubungan ini?! Kenapa dia nyerah gitu aja? dia memutuskan untuk udahan. Tanpa dia tahu, sebenarnya ini nyiksa banget. Meskipun ada niatan baik (untypeable) yang dia jelasin ke aku kalo dia nggak bisa lajutin hubungan ini.

Dan bego'nya aku bisa terima itu!! 
Sampai akhirnya gue muak dengan rasa sayang gue versus idealisme dia. Mau tahu nggak gimana cara gue ngilangin rasa sayang gue ke bocah itu?
Gue jodohin dia sama temen gue. Bisa dibilang sahabat gue. Tanpa dia tahu, sebenernya gue sakit dibalik kesenangan gue kalau mereka jadian. Orang yang gue sayang, gue jodohin ke sahabat gue. Demi apa? Biar gue nggak berharap bisa balik lagi sama dia. Atau biar dia nggak buat hati gue galau karena perbedaan agama ini. 

Then yang bikin tenang, someday after he said "Aku tahu apa yang klamu rasain. Makanya, aku sekarang jauhin kamu. Karena jaga sikap sama kamu."

*kalo gue udah ngetik pake lo gue : tanda-tanda emosional gue diatas normal*

Mungkin tips diatas bisa tuh dicontoh: Menjodohkan doi dengan orang yang tepat. Lama kelamaan kalian bakal ngerasain seneng, iklas, dan nggak ada perasaan apa-apa. Seperti badai. Badai pasti berlalu. :) Buktinya gue sekarang masih berkomunikasi dengan dia, bahkan dia curhat ke aku. tapi aku nggak ngrasa cemburu tuh. Seneng kok ngelihat sahabat seneng. :)

Saling toleransi dan saling menghargai satu sama lain  itu penting.  Kalau yang satu harus sholat, ya ditemenin, ditungguin, diingetin. Dan yang satunya juga jangan ngusilin kalau pacar atau gebetannya harus ke gereja. Kalau bisa diingatkan dong, biar rajin sembahyang. Apalagi yang non islam, please give your tolerance , more and more karena islam memiliki banyak ibadah dalam satu harinya jika dibandingkan dengan yang non muslim.

Kalau punya hubungan yang seperti ini, nikmati sajalah. Biar Tuhan yang menentukan kemana arah dan tujuan hubungan kalian. Tuhan yang mempertemukan, Tuhan juga nanti yang memutuskan. Memutuskan berarti bisa jadi berlanjut ke pernikahan atau hanya sebatas pacaran saja. Yang penting sih buat aku, nikmati dan berbahagialah. Make it easy and simple. Masalah agama adalah urusan pribadi dengan Tuhannya masing-masing. Sedangkan urusan kita adalah satu orang dengan orang lainnya untuk  saling mengasihi dan saling menghargai. Bukankah yang kita cari dari berhubungan adalah mendapatkan keamanan dan kenyamanan satu sama lain? Setuju?

Dan yang udah seagama (cieee) selamat menunaikan ibadah puasa bareng ya. Ciee... enaknya yang bisa sahur dan buka bareng. Ngingetin bangun pagi dan saling membangunkan. Hahaha… (Ini simple, tapi harus. Harus saling dukung dan ngasih perhatian dong. )

Marhaban ya Ramadhan…
Anita Riadcliffe mohon maaf atas khilaf dan salah yaa…
Selamat berpuasa…

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10200194472926249&set=a.1383371466042.2050086.1284642595&type=1&theater

Tidak ada komentar:

Posting Komentar