Mana yang dibilang cinta? tapi tak pernah menghormatiku. Mana yang katanya setia? Tapi mengkhianatiku - xxxx
Aku hanya diam. Sudah beberapa jam lamanya kami duduk berhadapan di sebuah meja di sudut kafe kopi. Satu gelas kopi dan susu pun hampir kehilangan kehangatannya. Ku tunggu dia memulai lagi pembicaraan kami. Tapi dia masih tenggelam dalam emosinya.
Aku takut dia marah. Aku takut dia akan mengatakan hal buruk dalam sebuah hubungan. Ya. Putus. Tapi ku harap tidak. Jangan...jangan katakan itu...
Detik jarum jam di dinding terdengar keras sekali, bersaut sautan dengan detak jantungku saat itu. Ku tetap diam, tak berani berkata apa-apa.
Menatapku tajam, lalu dia berkata, "Anita, Aku letih mengharapkan kebahagiaan lagi. Mana yang dibilang cinta? tapi tak pernah menghormatiku. Mana yang katanya setia? Tapi mengkhianatiku. Mana yang katanya perhatian? tapi aku ditelantarkan..."